Sude ni’da toreng Bo di dolok, bo di rang Dibaon mataniari Ria roa niba Dibaon pandadangina Dohot singgar-singgar i Muda i sumirlak-sirlak Muda ia bonom Sidumadangari Poda ahama ape O, Na Jopbasa! Ia, Na mambaen panaili ni langit |
Semua tampak terang Baik di bukit maupun di lembah belukar Karena matahari Hati kita gembira Karena pemanasannya Dengan sinar itu Jika is kilau kemilau Jika is terbenam Matahari Petuah apakah gerangan O, Yang Maha Penyayang! Dia pencipta mata langit |
Willem Iskander banyak membuat puisi (sajak) dan prosa selama hidupnya. Puisi ataupun prosa karyanya bisa digolongkan atas beberapa tema yaitu Religius, Pendidikan, Kasih Sayang, Nasionalisme, Mawas Diri dan Keberanian. Puisi berjudul Mandailing salah satu puisi yang bertema Nasionalisme ataupun kecintaan terhadap tanah air.
Puisi Sikola, Ajar Ni Amangna Di Anakna Na Kehe Tu Sikola dan Di Danak Na Mompas Godang mengambil tema tentang Pendidikan dan Kasih Sayang. Berikut ini kami tampilkan puisi karya Willem Iskander yang berjudul “Mataniari” yang artinya “Matahari” dan dengan tema Religius. Dalam puisi ini jelas sekali ditegaskan oleh Willem Iskander bahwa Matahari sangat besar manfaatnya bagi kehidupan adalah karya Tuhan Yang Maha Kuasa.
Berikut ini adalah sajak lengkap dari puisi yang berjudul “Mataniari” tersebut :
Begitu kerdilnya manusia di hadapan Tuhan Yang Maha Segalanya. Luar biasa puisi Willem Iskander ini yang digambarkannya dengan mengagumi ciptaan Tuhan berarti mengagungkan Tuhan.
Sumber :
Buku “Sibulus-bulus Sirumbuk-rumbuk” karya Willem Iskander, Pengantar dan Terjemahan oleh Basyral Hamidy Harahap.