Liga Inggris dan Liga Spanyol adalah dua liga terbaik di dunia saat ini, namun ternyata pada gelaran Piala Dunia 2014 kali ini status sebagai liga terbaik di dunia bukanlah menjadi jaminan bagi Inggris dan Spanyol akan melaju dengan mulus.
Spanyol dan Inggris langsung terdepak padahal baru dua pertandingan yang dijalani. Spanyol yang malang mencatatkan rekor sebagai juara bertahan yang paling cepat tersingkir dari Piala Dunia memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Prancis 2002 dan Italia 2010. Prancis dan Italia tersingkir setelah menjalani 3 pertandingan. Sementara itu dengan hanya dua pertandingan, impian Inggris yang sudah terpendam selama 48 tahun pun melayang tanpa arti. Bagaimanakah sebenarnya sepakbola Spanyol dan Inggris itu ?
SPANYOL
Spanyol terkenal dengan gaya sepakbola indah yang sebelum 2008 sangat sulit untuk menjuarai turnamen besar kecuali pada Euro 1964. “Keindahan bermain sepakbola lebih penting daripada sebuah kemenangan” begitulah filosofi sepakbola Spanyol. Filosofi itu menular kepada klub-klub liga Spanyol seperti Barcelona, Real Madrid, Valencia dan lain-lain, tetapi berbanding terbalik prestasi klub-klub liga Spanyol sangat baik di daratan Eropa.
Kedatangan seorang “jenius” Johan Cruyff untuk mengarsiteki Barcelona pada awal 1990-an membuka mata persepakbolaan Spanyol di mana Barcelona mampu menjuarai La Liga 4 tahun berturut-turut dengan sebagian besar adalah pemain lokal. Hal ini menginspirasi klub-klub Spanyol untuk mengutamakan pemain binaan sendiri atau paling tidak menggunakan pemain asal klub Spanyol.
Pada Piala Dunia 1998 Spanyol yang kala itu diperkuat “rising star” Raul Gonzalez harus tersingkir di babak grup setelah takluk atas Nigeria padahal pada tahun yang sama Real Madrid baru menjuarai Liga Champions. Sebuah pukulan telak bagi sepakbola Spanyol. Reformasi Olahraga dicanangkan di Spanyol. Pembinaan pemain muda Spanyol sudah mulai berjalan dengan baik sehingga pada 1999 Tim Spanyol Junior berhasil menjuarai Piala Dunia Junior yang di dalamnya terdapat nama-nama seperti Xavi, Casillas dan Marchena.
Kesuksesan di Piala Dunia Junior itu memacu persepakbolaan Spanyol termasuk Liga Spanyol yang selama ini di bawah bayang-bayang Liga Italia dan Liga Inggris. Real Madrid menjuarai Liga Champion 2000, 2002 dan 2014, Barcelona menjuarai Liga Champion 2006, 2009 dan 2011. Valencia menjuarai Liga Europa 2004, Sevilla menjuarai Liga Europa 2006, 2007 dan 2014, Atletico Madrid menjuarai Liga Europa 2010 dan 2012. Prestasi klub-klub itu menjadikan Liga Spanyol bersama-sama Liga Inggris menjadi liga terbaik di dunia.
Keberhasilan klub-klub itu ternyata menular ke Tim Nasional Spanyol. Di bawah komando Luis Aragones Spanyol berhasil menjuarai Piala Eropa 2008 untuk kedua kalinya setelah didahului dengan keputusan kontroversial tidak menyertakan seorang Raul Gonzalez dalam skuad. Pada Piala Dunia 2010 Spanyol menasbihkan diri menjadi yang terbaik di kolong bumi ini dengan menjadi juara Piala Dunia untuk pertama kalinya di bawah asuhan Vicente del Bosque. Mereka meraih suatu gelar yang tidak bisa diraih oleh Di Stefano, Puskas, Butragueno bahkan seorang Raul Gonzalez. Tidak berhenti di situ, Spanyol kembali menjuarai Piala Eropa 2012 yang membuat Spanyol menjadi negara pertama yang mampu menjuarai 3 turnamen besar secara berturut-turut.
Reformasi olahraga yang dicanangkan di Spanyol ternyata tidak hanya berhasil di sepakbola. Ada Fernando Alonso di Formula-1, Rafael Nadal di Tenis, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa dan Marc Marquez di Moto GP.
Memasuki Piala Dunia 2014, Spanyol tetap digadang-gadang akan menjadi salah satu kandidat kuat yang akan juara. Kenyatan berkata lain, Spanyol justru tersingkir pada saat baru dua pertandingan yang dijalani. Setelah saya analisa ternyata ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kemalangan buat Spanyol ini :
- Kelelahan pemain Spanyol yang harus menjalani kompetisi ketat di Spanyol maupun di Eropa, pemain seperti Sergio Ramos, Xabi Alonso, Diego Costa, Xavi dan Iniesta sangat kelihatan lelah menghadapi pemain Belanda yang masih muda-muda.
- Poros permainan Xavi, Xabi, Iniesta dan David Silva dengan tiki-taka khas Spanyol sudah terbaca oleh lawan-lawan seperti Belanda dan Chile.
- Tidak adanya penyerang yang mematikan di lini depan Spanyol. Diego Costa yang diharapkan ternyata demam panggung di tengah-tengah masyarakat Brazil sementara Villa dan Torres jarang mendapatkan kesempatan sejak penyisihan.
- Semakin berumurnya para pemain Spanyol seperti Xavi, Casillas, Villa, Torres, Ramos dan Xabi Alonso ditambah lagi sudah tidak adanya seorang Carles Puyol di lini pertahanan Spanyol.
- Seperti ada rasa kebosanan bermain sepakbola pada para pemain Spanyol, disebabkan para pemain Spanyol sudah merasakan semua gelar yang ada baik di tingkat klub maupun tingkat tim nasional.
- Vicente del Bosque juga sudah kelamaan menjadi pelatih Spanyol sehinga taktik dan strategi permainan Spanyol sudah dengan mudah dibaca oleh lawan.
Bagi para pecinta sepakbola Spanyol tidak perlu bersedih karena pembinaan di Spanyol tidak berhenti samapai di sini saja. Para pemain muda Spanyol sudah banyak yang siap menggantikan para seniornya, sebutlah Koke, De Gea, Isco dan lain-lain. Sudah saatnya tim nasional Spanyol memiliki pelatih dan pemain-pemain yang lebih segar dan masih haus akan gelar. Jadi tidak akan butuh waktu yang lama bagi Spanyol untuk kembali ke persaingan papan atas di Eropa ataupun dunia.
Bagaimana dengan Inggris? (Bersambung ke bagian kedua……………)
by.
Riza Lubis
1 COMMENT
[…] Spanyol dan Inggris langsung terdepak padahal baru dua pertandingan yang dijalani. Spanyol yang malang mencatatkan rekor sebagai juara bertahan yang paling cepat tersingkir dari Piala Dunia memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang Prancis 2002 dan Italia 2010. Prancis dan Italia tersingkir setelah menjalani 3 pertandingan. Sementara itu dengan hanya dua pertandingan, impian Inggris yang sudah terpendam selama 48 tahun pun melayang tanpa arti. Bagaimanakah sebenarnya sepakbola Spanyol dan Inggris itu ? (Baca : Bagian Pertama) […]