Di zaman sekarang ini, di mana perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat, ternyata “penyakit masyarakat” berkembang dengan begitu pesatnya juga. Penyakit masyarakat yang berkembang itu seperti minuman keras, narkotika, tawuran, judi, kriminalitas, sifat iri, dengki dan bermacam-macam lainnya. Penyakit masyarakat ini sudah sangat mengkhawatikan dalam kehidupan sosial masyarakat kita.
Sebagai bagian dari masyarakat luas tentunya kita perlu turut serta memikirkan cara dan metode untuk membasmi penyakit masyarakat ini. Salah satu cara atau metode yang paling baik adalah melalui pendekatan keagamaan. Marilah kita hilangkan penyakit masyarakat itu dari keluarga kita masing-masing dengan meminum sepuluh obat keselamatan, sebagai berikut :
- Ambillah pohon fakir bersama pohon tawadhu’ (dengan kerendahan hati);
- Campurlah dengan ihlilaj taubah (tumbuhan tobat), yaitu semacam pembersih kotoran sampai dapat membersihkan kotoran dalam perut;
- Letakkan dalam lesung keridhoan sebagai tempat menerima dengan gembira terhadap pahitnya qadha, getirnya kehidupan sehingga ridho menerima apa-apa yang telah digariskan;
- Tumbuklah dengan “indalu” (alu) qana’ah dengan membuang harapan-harapan terhadap sesuatu yang belum ada, cukup puas dengan apa yang diperoleh;
- Campurkan dalam kuali taqwa : luarnya memelihara yang telah ditentukan dan dalamnya dengan niat ikhlas;
- Tuangkan dengan air malu, yakni takut dalam hati akan kekasaran siap yang pernah dilakukan;
- Masaklah dengan api mahabbah (kecintaan), yakni kesanggupan memberikan seluruh diri terhadap orang yang dicintai;
- Tuangkan dalam gelas syukur yaitu pengakuan kenikmatan dari si Pemberi dengan penuh hormat dan merendah diri;
- Kipasilah dengan raja’ (harapan), keyakinan bahwa Allah akan memberikan anugerah, selalu optimis dan berbaik sangka pada Allah;
- Minumlah dengan pujian dan keagungan kepada Allah swt.
Begitulah sepuluh obat keselamatan yang mudah-mudahan jika kita amalkan dan laksanakan akan dapat menghilangkan penyakit masyarakat yang sedang menjamur saat ini dan mari kita mulai bersama dengan orang-orang terdekat kita terutama bersama keluarga kita masing-masing.
(Diambil dari inti sari Khutbah Idul Fitri oleh Drs. Muktar Mudjaddat Lubis, SH di Simangambat, Siabu, Mandailing Natal – Sumatera Utara)