Dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang arti Ahlussunnah Wal Jama’ah dan sekilas tinjauan sejarah sampai masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Di akhir artikel kita sudah mengetahui bahwa timbul 4 golongan yang berbeda paham dan pengertian dengan naiknya Ali menjadi Khalifah. Timbulnya 4 golongan tersebut ternyat memicu banyaknya timbul golongan-golongan yang lain seperti Syiah, Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, Qadariyah, Jabariyah, Wahabi dan lain-lain. Paham dari golongan-golongan ini tentunya berbeda dengan paham Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Bukan golongan-golongan ini yang akan kita bahas dalam tulisan ini melainkan dalam tulisan ini dibahas tentang seperti apa pandangan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Pada umumnya pandangan ini merupakan media atau jalan tengah antara dua pikiran yang saling bertolak belakang dan saling berlawanan.
Perbuatan Manusia
Kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah berpendapat bahwa manusia mempunyai daya usaha atau ikhtiar atas perbuatannya yang bersifat ikhtiariyah dengan tidak terlepas dari Qudrat dan Iradat Allah swt.
Melihat Tuhan
Segala sesuatu yang ada tentu dapat dilihat dan Tuhan itu ada, tentu dapat dilihat. Oleh karena itu melihat Tuhan di alam akhirat kelak tentu akan terlaksana tetapi tidak dengan ketentuan cara, waktu dan tempat.
Berbuat Dosa Besar
Orang yang berbuat dosa besar apabila sampai meniggal dunia belum bertaubat, maka keputusan nasibnya terserah Allah swt. Diberi ampun atas rahmat-Nya atau atas syafa’at Rasulullah saw atau dihukum atas keadilan-Nya setimpal dengan dosanya, kemudian dimasukkan ke dalam surga setelah menjalani hukuman.
Tuhan Duduk di ‘Arasy Seperti Duduknya Seorang Raja Di Atas Kursinya
Ahlussunnah Wal Jama’ah percaya sepenuhnya bahwa Khaliq (pencipta) tidak akan serupa dengan hasil ciptaan-Nya (makhluk-Nya). Kemudian sifat-Nya ini tetap tidak akan serupa dengan sifat manusia.
Penyatuan Agama
Agama Islam, Nashara dan Yahudi, masing-masing ada dan ia tidak dapat disatukan, hanya agama Nashara dan Yahudi sudah disempurnakan dengan datangnya agama Islam. Dengan kata lain : syariat dan aqidah dari agama Nashara dan Yahudi sudah disempurnakan dengan sebaik-baiknya di dalam agama Islam, sehingga mereka diseru untuk masuk ke dalam agama Islam sebagai satu-satunya agama yang sempurna. Jadi bukan ketiga agama tersebuat yang disatukan menjadi satu agama internasional.
Penyempurnaan Syariat
Ahlussunnah Wal Jama’ah berkeyakinan bahwa ajaran Islam telah sempurna pada masa sebelum Rasulullah saw wafat, seperti yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an dan menolak paham yang menyatakan bahwa syariat agama Islam belum sempurna.
Demikianlah sebagian kecil dari pandangan Ahlussunnah Wal Jama’ah yang dapat kita kemukakan pada tulisan singkat ini, tentu masih banyak masalah yang prinsipil mengenai Ahlussunnah Wal Jama’ah dan mudah-mudahan bisa kita kupas di waktu yang akan datang.
Salam,
Riza Lubis