Antar Lintas Sumatera (ALS) adalah perusahaan bis yang didirikan pada 29 September 1966 (sumber : alspttransport.com) yang diprakarsai oleh beberapa pengusaha asli Mandailing dan berkantor pusat di Medan. Medan – Kotanopan dan Medan – Bukittinggi adalah trayek pertama yang dilayani oleh ALS.
Para pengusaha Mandailing itulah yang menyediakan sarana dan prasarana untuk pengoperasian bis ALS ini. Bis-bis milik para pengusaha itu dapat kita kenali dari nomor bis tersebut, misalnya nomor ujungnya angka 1 maka pastilah milik Ketua ALS, nomor ujung 2 pastilah milik H. Kolol, nomor ujung 5 pastilah milik Japarkayo, nomor ujung 7 pastilah milik Raja Ali Lubis, nomor ujung 8 milik Abdul Wahab Lubis (Mester) dan lain-lain. (sumber : alm. ayahanda penulis)
Keberadaan ALS sangat memberikan pengaruh ekonomi khususnya bagi masyarakat Mandailing karena mampu menyerap tenaga kerja di mana setiap bus ALS akan dioperasikan oleh 4 orang yang terdiri dari dua orang supir dan dua orang kondektur (kenek – red). Jika bis ALS ada 400 unit maka paling tidak akan ada 1600 orang yang akan mengoperasikan bis ALS tersebut, belum lagi para pekerja dan petugas di loket dan di kantor pusat atau cabang ALS di seluruh Indonesia.
Perkembangan ALS sangat pesat dan menapaki puncak pada tahun 1980an a/d 1990an. ALS dikenal sebagai bis yang paling cepat sampai ke tujuan makanya diberi gelar “Raja Jalanan.” Penulis sangat sering naik ALS dan dalam perjalanan hampir tidak ada yang mampu melewati ALS sementara ALS dengan mudah menyalib mobil-mobil dan bis yang ada di jalan. Lebih 400 unit bis yang dioperasikan oleh ALS di seluruh trayek ALS. Trayeknya pun terbentang antara Banda Aceh s/d Denpasar, Bali. Kerjasama ALS dengan Mercedes-Benz sangat memudahkan pengadaan bis ALS yang konon katanya sempat mendapatkan fasilitas buy one get one free.
ALS tidak hanya dikenal di Mandailing atau Medan saja, di pulau Jawapun ALS sangat terkenal. ALS adalah pioneer (perintis) bis komersil berfasilitas sama dengan bis pariwisata. ALS lah yang pertama menyediakan bis PATAS (Cepat Terbatas) dengan fasilitas toilet dan smoking area dalam bis. ALS lah bis komersil pertama yang menyediakan kelas Super Executive yang hanya berisi 20 penumpang tentunya tingkat kenyamanan yang paten. (sumber : alm. ayahanda penulis). Hal itu banyak dicontoh oleh perusahaan-perusahaan bis yang lain seperti : Lorena, Kramat Djati dan lain lain.
Seiring dengan krisis moneter yang melanda Indonesia di akhir 1990an dan satu persatu pengusaha ALS dipanggil ke rahmatullah maka ALS sepertinya semakin menurun pelayanannya ditambah lagi harga tiket pesawat terbang yang semakin terjangkau. Kepemilikan ALS pun tidak lagi hanya orang Mandailing, ada orang Panti, Pekan Baru dan lain-lain yang jadi pemilik bis nya.
Walaupun begitu ALS tetap beroperasi seperti biasa walaupun harus berhitung biaya operasional yang terpakai sehingga kualitas pelayanan ALS semakin menurun. Di tahun 2014 ini ALS mulai menggebrak lagi dengan mengadakan bis-bis baru dan trayek baru. Dengan dibukanya Bandara Kuala Namu, ALS pun dipercaya sebagai salah satu penyedia Shuttle Bus Binjai – Medan – Kuala Namu.
Dengan gebrakan baru dari ALS ini kita harapkan agar ALS bangkit dan kembali merajai jalanan Sumatera dan Jawa.
Seorang musisi daerah asal Mandailing, Ali Asrun Siregar (alm), sempat mengabadikan bis ALS ini dalam sebuah lagu ciptaannya yang diberi judul “ALS (Antar Linta Sumatera)” di tahun 1980an dan dinyanyikan oleh Mariati Lubis (alm). Berikut lirik lagunya :
Antar Lintas Sumatera
jurusan Medan Jakarta
Angkutan kota desa
na bonggal di Indonesia
Bahat do sopir na ama-ama
i ambang do i na poso-poso
Harani denggan ni roha na
sude panumpang giot di jolo
Stasiun na di kota Medan
i ma di jalan Sisingamangaraja
Anggo sampe tu tujuan
i antar ma sude tu alamat na
Bahat anak buah manjadi sopir
na diajari boti maroban motor
Ulang panumpang kucar-kacir
sopir na pe inda na hum monyo
Bahat anak gadis panumpang na
na juguk di lambung ni sopir
Tai sopir na si denggan roha
i do parentah sian direksi na
Begitulah lirik lagu ALS yang diciptakan Ali Asrun Siregar (alm). Lagu ini menjadi lagu wajib di dalam bis ALS jika kita menumpanginya. Jika teman-teman ingin mendengarkan langsung seperti apa lagu dan musiknya, silakan klik link ini :
by.
Riza Lubis
(Dari berbagai sumber)
4 COMMENTS
Ini mobil kenangan waktu kecil, satahu ku, tahun 1968 ALS sudah punya trayek untuk Bukuttinggi -Medan. Sopirnya terkenal dengan ketangkasanya, menyusuri jalan berliku Bukittinggi-Medan. Dulu mau kemanapun angkutan darat merupakan moda utama. Alhamdulillah sampai sekarang PO. ALS masih tetap Exsis.
Penjelasan singkat tepat dan padat…
btw kalo mau tanya2 seputas ALS bs ya bang….
heheheh, bertanya tanya tentang ALS ya sebaiknya langsung ke yang berkompeten saja dalam hal ini PT. ALS, kalua saya kan hanya mengkompilasi secara iseng2 saja atas dasar kekaguman pada ALS..
ALS penuh kenangan pada tahun 1998 dulu sering bolak-balik Surabaya tanjung balai dan selalu sering naik bus ALS dengan no yg sama dan supir yang sama pula , supir ganteng namanya bang Budi Lembang Nasution kalau gk salah hampir sering bolak-balik pasti naik bus nya kayak direncanakan padahal gk heehee lucu waktu itu , ALS oh ALS banyak cerita penuh kenangan ☺️