Ali Asrun Siregar adalah seorang seniman yang berasal dari Tapanuli Selatan – Mandailing Natal. Beliau lahir tahun 1947 di Simangambat, Kec. Siabu, Kab. Tapanuli Selatan (sekarang Mandailing Natal – penulis). Orangtua beliau adalah petani dan kita ketahui di awal kemerdekaan kehidupan masyarakat di pelosok tanah air masih jauh dari layak, begitu juga di Tapanuli Selatan.
Ketika beliau beranjak remaja, seorang kakaknya menikah dengan Abdul Hakim Nasution ( panggilan sehari-harinya Guru Hakim) yang berasal dari Kayu Laut. Guru Hakim adalah seorang musisi lokal saat itu yang memiliki berbagai macam alat musik dan mahir memainkannya. Dari Guru Hakim inilah Ali Asrun belajar bermain musik. Di samping bermain musik mereka berduapun menciptakan lagu dalam bahasa Mandailing. Melihat minat dan bakat Ali Asrun, Guru Hakim mewariskan berbagai alat musik miliknya kepada Ali Asrun.
Pada 1960an, organisasi Nahdlatul Ulama sedang mekar-mekarnya di Tapanuli Selatan. LESBUMI (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) yang diresmikan Saifuddin Zuhri (Sekjen PBNU saat itu) pada tahun 1962 turut menyebar ke Tapanuli Selatan di akhir 1960an. Ali Asrun termasuk salah satu anggota LESBUMI di Tapanuli Selatan. Jika para pembaca masih ingat Orkes LESBUMI Simangambat sampai tahun 1970an, Ali Asrun adalah salah sorang pemain musiknya.
Ali Asrun juga membentuk sebuah grup musik lokal “Al-Asrun” yang sempat melejit di Tapanuli Selatan sebagai grup musik dengan lagu-lagu berbahasa Mandailing. Lagu-lagu yang dibawakan adalah ciptaan Ali Asrun sendiri dan juga ciptaan Guru Hakim. Sering juga Al-Asrun membawakan lagu-lagu gambus dari Orkes El Surayya (pimpinan H. Ahmad Baqi), El Kawakib dan Al Wathan, ketiganya orkes gambus dari Medan.
Pada 1980an Al-Asrun mulai masuk studio rekaman kaset dan sempat mengeluarkan beberapa album berbahasa Mandailing. Album yang paling terkenal berjudul “Tubu Ni Marga” di tahun 1986 yang melejitkan seorang biduan lokal bernama Mariati Lubis asal Siabu. Album tersebut berisi 10 lagu ciptaan Ali Asrun dan Guru Hakim, yaitu :
- Tubu Ni Marga
- Antar Lintas Sumatera
- Sayang Tu Ho
- Saleha
- Ulang Diingot
- Sibualbuali (Balun-balun Bide)
- O Mandailing
- Janjintai
- Parsarakan
- Sahata Saoloan
Hasil penjualan kaset “Tubu Ni Marga” ini digunakan Ali Asrun untuk membangun rumahnya. “Bagasta i ma hasil ni kaset on (Rumah kita itulah hasil dari kaset ini),” kata beliau kepada penulis pada tahun 1991 ketika beliau berkunjung ke rumah penulis di Padangsidimpuan. Selain lagu di atas masih ada lagu berjudul Lupa Maho, Natinggal Menek, Sipaingot, Kawin Paksa (Pancur Paridian), Mawar Selatan dan lagu lainnya yang berjumlah tidak kurang dari 100 lagu.
Di tahun 1993, Ketua Muslimat NU Tapanuli Selatan, Dra. Hasni Delaila Harahap (ibunda penulis), membentuk Orkes Bintang Sembilan. Ali Asrun diminta langsung untuk menjadi pimpinan sekaligus pemainnya. Orkes Bintang Sembilan ini selalu menjadi hiburan dalam acara-acara Muslimat NU Tapanuli Selatan saat itu. Mulai dari tempat yang dekat sampai pelosok Tapanuli Selatan seperti Sosa, Barumun, Halongonan, Muara Batang Gadis, Natal, Batahan dan Muara Sipongi sudah dijelajahi Orkes Bintang Sembilan bersama Muslimat NU Tapanuli Selatan.
Pada 1998 – 1999, Tapanuli Selatan memekarkan Mendailing Natal sebagai kabupaten yang baru. Tak lama kemudian Ali Asrun menghembuskan nafas terakhir di rumahnya dan dimakamkan di Simangambat, Siabu, Mandailing Natal. Masyarakat Tapsel-Madina kehilangan salah satu seniman daerah yang telah banyak berkarya di Bumi Tapsel-Madina ini dan mungkin telah dilupakan oleh banyak orang. Bahkan sekarang hasil karyanya banyak dicatut sebagai hasil karya orang lain tanpa menyebut atau menyertakan nama seorang Ali Asrun Siregar.
by.
Riza Lubis
Catatan :
“Ali Asrun Siregar adalah amangboru dari penulis dan penulis banyak berinteraksi dengan beliau di masa Orkes Bintang Sembilan.“
“Gambar Ali Asrun Siregar di atas adalah ketika acara Muslimat NU di Sihepeng tahun 1995”
7 COMMENTS
[…] Abdul Hakim Nasution (nama panggilannya “Guru Hakim“) bersama adek iparnya bernama Ali Asrun Siregar (pimpinan Al Asrun Grup) membuat sebuah lagu berjudul “O Mandailing” yang lirik lagunya […]
[…] oleh Willem Iskander dan digubah menjadi lagu oleh seniman Mandailing, Abdul Hakim Nst dan Ali Asrun Siregar. Berikut ini lirik-liriknya […]
[…] berjudul “Sahata Saoloan” dinyanyikan oleh Mariati Lubis (alm) dan diciptakan oleh Ali Asrun Siregar (alm). Sahata Saoloan berarti Seiya Sekata. Lagu ini merupakan himbauan bagi kita semua agar selalu […]
[…] oleh Mariati Lubis berjudul Balun-balun Bide (Sibualbuali) yang diiringi musik Al-Asrun pimpinan Ali Asrun Siregar dari Simangambat, Siabu. Berikut ini lirik lagunya […]
[…] musisi daerah asal Mandailing, Ali Asrun Siregar (alm), sempat mengabadikan bis ALS ini dalam sebuah lagu ciptaannya yang diberi judul “ALS (Antar […]
[…] Mandailing, Ali Asrun Siregar, berkesempatan mengabadikan Benteng Huraba ini dalam dua buah lagu berbahasa Mandailing yang diberi […]
Selmat ntal ya ke barapa itu.