Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah kaum yang menganut/mengikuti ajaran Allah swt dan ajaran Rasulullah saw serta mengikuti faham dan ajaran para sahabat-sahabat Rasulullah saw.
Secara spesifik lagi kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah orang-orang (golongan) yang mengikuti ajaran Allah swt dan Rasulullah disertai faham ketauhidan seperti yang disusun oleh Imam Abul Hasan Ali Asy’ari dan Abu Mansur Al Maturidi. Di bidang fiqih berpegang pada dasar hukum yang empat yaitu Al-Qur’an, Al-Hadis, Ijma’ dan Qiyas. serta mengakui mazhab yang empat yaitu Hanafi, Maliki, Hambali dan Syafi’i. Inilah yang menjadi dasar pengambilan hukum serta pegangan bagi kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Nahdlatul Ulama termasuk di dalamnya.
KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur pernah memberikan keterangan bahwa yang termasuk Ahlussunnah Wal Jama’ah adalah “mereka yang mengikuti salah satu mazhab fiqih yang empat dan mengikuti Asy’ariyah dan Maturidiyah dalam ajaran tentang ketuhanan (tauhid).“
Nabi Muhammad saw bersabda yang artinya :
“Demi Tuhan yang memegang jiwa Muhammad, akan berpecah belah ummatku sebanyak 73 firqah, yang satu masuk sorga dan yang lain masuk neraka. Bertanya para sahabat : ‘Siapakah firqah yang tidak masuk neraka itu, Ya Rasulullah?’ Nabi menjawab : ‘Ahlussunnah Wal Jama’ah’ (Riwayat Thabrani)“
Di masa Rasulullah saw, Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar bin Khattab seluruh ummat Islam hidup bersatu padu dan tiada perbedaan interpretasi mengenai agama Islam baik mengenai amaliyah maupun aqidah. Hal ini wajar saja karena mereka adalah generasi yang paling dekat dengan Rasulullah saw. Jika ada yang belum jelas maka mereka akan tanyakan langsung kepada Rasulullah.
Firqah-firqah dalam Islam mulai muncul ketika Abdullah bin Saba (seorang pendeta Yahudi yang masuk Islam dan sakit hati kepada Usman) membunuh Khalifah Usman bin Affan. Setelah Usman terbunuh kaum muslimin sepakat mengangkat Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah. Di masa Khalifah Ali ini dengan nyata ummat Islam saat itu terbagi dalam 4 firqah.
Adapun firqah-firqah tersebut terdiri dari :
- Golongan Syiah dan Ahlussunnah di Madinah yang mendukung pengangkatan Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah.
- Golongan Mu’awiyah (Gubernur Damaskus) yang tidak mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah karena menurut mereka Ali iku bertanggung jawab. Golongan ini mengangkat Mu’awiyah bin Abi Sufyan sebagai Khalifah yang baru dan memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Inilah cikal-bakal pemerintahan Khilafah Bani Umayyah yang terkenal itu.
- Golongan Siti ‘Aisyah r.a. (ummul mukminin) yang juga tidak mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai Khalifah namun golongan ini tidak menyalahkan Ali bin Abi Thalib dalam kasus terbunuhnya Usman bin Affan oleh Abdullah bin Saba.
- Golongan yang dikepalai Abdullah bin Umar (putra Umar bin Khattab) yang tidak ikut-ikutan dalam perselisihan tentang Khalifah. Golongan ini lebih suka menjauhkan diri dari pecaturan politik di masa itu.
1 COMMENT
[…] | January 7, 2015 0 Comment Dalam artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang arti Ahlussunnah Wal Jama’ah dan sekilas tinjauan sejarah sampai masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Di akhir artikel kita sudah […]